Sejarah Internet
SEJARAH
PERKEMBANGAN INTERNET
Internet merupakan singkatan dari Interconnected
Network atau jaringan yang saling terkoneksi. Internet menghubungkan
komputer-komputer yang ada di seluruh belahan dunia menjadi sebuah jaringan
komputer yang sangat besar. Karena terhubung dalam sebuah jaringan komputer
yang sangat besar, maka dua buah komputer yang terhubung dalam jaringan dapat
saling berkomunikasi dan mempertukarkan data dan informasi.
Pada awalnya, Internet disebut ARPANET dan hanya
merupakan jaringan komputer yang sangat kecil, yang menghubungkan beberapa
komputer dari University of California at Los Angeles (UCLA), Stanford
Research Institute, University of California at Santa Barbara, dan University
of Utah di Amerika.
Sejak saat itu, Internet mulai dipergunakan di
universitas-universitas yang ada di Amerika. Pada tahun 1986 Internet mulai
digunakan secara terbuka oleh umum. Sejak saat itu penggunaan Internet
berkembang dengan sangat cepat ke seluruh dunia. Bila dibandingkan dengan
alat-alat komunikasi lainnya, Internet merupakan alat komunikasi yang paling
cepat berkembang.
Pada tahun 1989 jumlah jaringan yang tergabung ke
Internet berkembang dengan pesat. Di bulan Januari jumlah jaringan yang
tergabung ke Internet sebanyak 80.000 bertambah menjadi 130.000 di bulan Juli
dan melebihi 160.000 di bulan November. Beberapa negara seperti Australia,
Jerman, Israel, Italia, Jepang, Meksiko, Belanda, Selandia Baru, dan Inggris
bergabung dengan Internet.
Pada tahun 1995 diperkirakan 25 juta orang telah
menjadi pengguna Internet. Data dari lembaga penelitian IDC menyebutkan bahwa
pada tahun 1999 pengguna Internet diperkirakan telah mencapai 196 juta orang
dan menjadi 502 juta orang pada tahun 2003. Menurut Internet World Statistics,
saat ini pengguna Internet telah mencapai 1.076.203.987 orang yang tersebar di
seluruh dunia. Jika penduduk dunia 6.499.697.060 orang, ini berarti 16,56%
penduduk dunia telah terhubung ke Internet.
Sejarah Internet Indonesia dimulai
pada awal tahun 1990-an. Saat itu jaringan Internet di Indonesia lebih dikenal
sebagai paguyuban network, dimana semangat kerjasama, kekeluargaan dan gotong
royong sangat hangat dan terasa diantara para pelakunya. Agak berbeda dengan
suasana Internet Indonesia pada perkembangannya kemudian yang terasa lebih komersial
dan individual di sebagian aktivitasnya, terutama yang melibatkan perdagangan
Internet.
Sejak 1988, ada pengguna awal Internet di Indonesia yang memanfaatkan CIX (Inggris) dan Compuserve (AS) untuk mengakses internet.
Sejak 1988, ada pengguna awal Internet di Indonesia yang memanfaatkan CIX (Inggris) dan Compuserve (AS) untuk mengakses internet.
AWAL INTERNET DI
INDONESIA
Berdasarkan catatan whois ARIN dan
APNIC, protokol Internet (IP) pertama dari Indonesia, UI-NETLAB (192.41.206/24)
didaftarkan oleh Universitas Indonesia pada 24 Juni 1988. RMS Ibrahim, Suryono
Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu, Firman Siregar, Adi
Indrayanto, dan Onno W. Purbo merupakan beberapa nama-nama legendaris di awal
pembangunan Internet Indonesia di tahun 1992 hingga 1994. Masing-masing
personal telah mengontribusikan keahlian dan dedikasinya dalam membangun
cuplikan-cuplikan sejarah jaringan komputer di Indonesia.
Tulisan-tulisan tentang keberadaan
jaringan Internet di Indonesia dapat dilihat di beberapa artikel di media cetak
seperti KOMPAS berjudul “Jaringan komputer biaya murah menggunakan radio”[1] di
bulan November 1990. Juga beberapa artikel pendek di Majalah Elektron Himpunan
Mahasiswa Elektro ITB di tahun 1989.
Di sekitar tahun 1994 mulai
beroperasi IndoNet yang dipimpin oleh Sanjaya. IndoNet merupakan ISP komersial
pertama Indonesia. Pada waktu itu pihak POSTEL belum mengetahui tentang
celah-celah bisnis Internet & masih sedikit sekali pengguna Internet di
Indonesia. Sambungan awal ke Internet dilakukan menggunakan dial-up oleh
IndoNet, sebuah langkah yang cukup nekat. Lokasi IndoNet masih di daerah
Rawamangun di kompleks dosen UI. Akses awal di IndoNet mula-mula memakai mode
teks dengan shell account, browser lynx dan email client pine pada server AIX.
Mulai tahun 1995 beberapa BBS di
Indonesia seperti Clarissa menyediakan jasa akses Telnet ke luar negeri. Dengan
memakai remote browser Lynx di AS, maka pemakai Internet di Indonesia bisa
akses Internet (HTTP).
v Adapun Dampak Positif (Keuntungan) dan dampak Negatif
(Kerugian) dalam penggunaan Internet
Keuntungan:
- Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah diakses untuk kepentingan pendidikan
- Inovasi pembelajaran semakin berkembang dengan adanya e-learning
- Sistem administrasi pada lembaga pendidikan akan semakin mudah dan lancar karena penerapan sistem TIK
Kerugiannya:
- Akan semakin mempermudah terjadinya pelanggaran Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) karena semakin mudahnya mengakses data menyebabkan orang bersifat plagiatis akan melakukan kecurangan.
- Walaupun sistem administrasi suatu lembaga pendididkan bagaikan sebuah sistem celah, akan tetapi jika terjadi suatu kecerobohan dalam menjalankan sistem maka akan berakibat fatal.
Sumber:
- Buku Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk SMP kelas VII karangan Henry Pandia
- Sejarah Perkembangan Internet Di Indonesia http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/commercial-companies/2040621-sejarah-perkembangan-internet-di-indonesia/#ixzz1IJsLEPIK
Terimakasih tulisannya sangat membantu
ReplyDeleteMy blog